Rabu, 10 November 2021

STRATEGI MENANGKAL HOAX


Resume Pertemuan K-5

Rabu 10 November 2021

Oleh  : Muslihatun, S.Pd

Narasumber : Heni Mulyati, M.Pd

Moderator : Bpk. Muliadi

Biodata Narasumber :

Data Pribadi

Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin

Status Perkawinan

: Cilacap, 11 Januari 1982

: Perempuan

: Sudah menikah

 

Pendidikan

1988 1994

1994 1997

1997 2000

2000 – 2006

2016 2020

: SDN Pekayon 03 Pagi, Jakarta

: SMPN 184, Jakarta

: SMAN 39, Jakarta

: S1 Bimbingan dan Konseling, UNJ IPK: 3.83

: S2 Bimbingan dan Konseling, UNJ IPK: 3.71


Dari biodata yang sudah di tampilkan beliau mempunyai segudang prestasi dan berbagai banyak pengalaman sampai saya tak mampu menyebutkannya satu persatu karena terlalu banyaknya riwayat pengalaman organisasi dan lain-lainnya yang pernah diikuti.

Susunan acara pada hari ini adalah: 
1. Pembukaan (Mengenal narasumber)
2. Penyajian materi oleh narasumber (Ibu Heni Mulyati, M.Pd)
3. Tanya jawab (Melalui WA 081341200357)
4. Penutup

# Strategi menangkal hoax

Teknologi yang berkembang semakin pesat membuat informasi semakin mudah di dapatkan. Namun kita sadari dari berbagai informasi yang kita dapatkan belum tentu semuanya mengandung kebenaran ada saja yang mengandung unsur hoax.


Ada tiga hal yang dibahas pada sesi kali ini. 

Sesi 1 membahas tentang perkembangan era digital dan banjir informasi.
Sesi 2 mengenai hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya.
Sesi 3 membahas tentang tips periksa fakta secara singkat.


1. Perkembangan era digital



Mari kita nostalgia ke era internet belum ditemukan. Media informasi saat itu sangat terbatas. Ada TV, radio, dan koran cetak.

Saya pernah mengalami juga bagaimana antrinya telepon di wartel atau telepon gunakan telepon umum yang koin. Dulu berkirim surat lewat pak pos dan menunggu berhari-hari balasannya.

Semua berubah. Siapa pun bisa menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi. Dulu kalau nonton acara, setel TV. Saya kecil di Cilacap, belum masuk listrik. Kalau mau nonton TV harus pakai AKI. Itu pun menumpang di tetangga. 

Sekarang, semua saluran TV apa pun ada di genggaman. Bahkan banyak juga sosok-sosok yang menjadi milyarder karena mempunya channel Youtube sendiri.




Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti. 

Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman. Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu. 

Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber

Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang perlu jadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat. 

Mafindo sendiri melakukan pemeriksaan fakta berdasarkan laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020. 
Dilihat dari temanya, politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema lainnya. (sumber: Litbang Mafindo).

Dilihat dari saluran peredarannya, FB, WA, dan Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar. 

Itulah mengapa penting bagi kita untuk dapat membedakan mana hoaks atau bukan dengan memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup.

Perubahan teknologi juga berdampak pada masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi banyaknya grup percakapan yang kita ikuti. 

Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman. Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu. 

Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber

Era post truth ditandai dengan ketika suatu fakta diberikan, seseorang cenderung tidak menerimanya. Hal ini lebih dikarenakan emosi yang dominan dan keyakinan pribadi.

Misal, kita sudah percaya dengan si A. Ketika si B memberitahu bahwa ada fakta lain tentang A, kita akan menyangkalnya. Kita sudah yakin si A pasti benar dengan apa pun yang disampaikan.



Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya.

Misal latar belakang A namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.
Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.

 Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya. Misal latar belakang A namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.

2. Hoaks, motif, ciri dan dampak.


Kita akan masuk pada bagian kedua, mengenai apa itu hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya.



 Hoaks sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus pocus, mirip dengan sim salabim di sulap.
Dari sisi pengertiannya, hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar.



Mengapa masih ada yang percaya hoaks? Banyak alasannya. Ini beberapa di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta


Ada banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks. Salah satunya motif ekonomi. Ada orang-orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif. 

Ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka akan mendapatkan keuntungan ekonomi (click bait). Pembuat dapat uang, kita dapat perpecahan, debat, dan sebagainya.

Ada banyak motif lain yang perlu kita waspada bersama.
Ada tujuh misinformasi dan disinformasi yang dapat disimak pada tautan di bawah ini.

Misinformasi: informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Umumnya tidak disengaja.
Disinformasi ada unsur kesengajaan.

Simak tautan di bawah ini, sumber dari Youtube Mafindo:
https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0
Berikut contoh hoaks yang mungkin bapak dan ibu pernah dapat. Ada yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah.
Contoh berikutnya konten yang menyesatkan, konten yang salah, konten tiruan, dan konten yang dimanipulasi.
Apa saja ciri-ciri informasi hoaks? Sumber informasi tidak jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah namun salah, isinya sembunyikan fakta, dan minta diviralkan. 

Mafindo rekomendasikan untuk sumber informasi gunakan rujukan media kredibel atau anggota Dewan Pers. Atau sumber dari lembaga resmi terkait.


Apa dampaknya? Akan timbul perpecahan dan saling curiga antara kita. Selain itu muncul kebingungan bedakan mana yang hoaks dan bukan. 

Dapat pula membuat meninggal seorang karena terlalu percaya dengan informasi yang didapat. Karena percaya hoaks akhirnya terlambat penanganan medis.

3. Tips periksa fakta singkat
Sekarang kita masuk ke bagian terakhir, bagaimana melakukan periksa fakta singkat.
Silakan bapak ibu menonton video ini yah. Ini produksi Tular Nalar dari situs www.tularnalar.id 
Video durasi lima menit dapat ditonton pada tautan di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM
Setelah kita menonton tayangan tadi, saya akan berikan beberapa cara cepat untuk periksa fakta. Bisa dilihat detail pada paparan.


Jika menerima informasi melalui WA, ini caranya untuk cek hoaks.
Apabila bapak ibu ingin belajar lebih lanjut mengenai literasi digital, bisa ke www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id 
Bisa juga ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.


Ada tiga hal yang perlu dicek fakta: narasi, foto, dan video. Kalau bapak ibu mau ikutan sesi pelatihan ini, bisa ke sini yah. 

Kelas Kebal Hoaks (KKH) Mafindo bekerja sama dengan Kominfo dan Siberkeasi. Gratis dan mendapat sertifikat. Pelatihan ini lebih detail teknis melakukan periksa fakta. Banyak praktik dan latihan. 

Silakan menghubungi kontak di layar. Ikuti juga IG @Siberkreasi atau @Turnbackhoaxid


Saya akhiri dengan penutup.
Bahwa hendaklah bijak gunakan media digital. Apa yang kita unggah akan tinggalkan jejak. 
Periksa faktanya dulu.




Inilah pemaparan yang di sampaikan Ibu nara sumber kali ini semoga bermanfaat untuk kita semua
 
# Salam literasi GMLD 2















6 komentar:

  1. Bagus Bun. Warna hijau paling atas tak terbaca. ..mgkn bisa diganti warna ..singkat namun padat ....

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
  3. Luar biasa... Bunda, kalau yg di dlm kotak warna huruf yg gelap biar kelihatan. Semangat...

    BalasHapus
  4. Mantaaaappp, rapih resumenya.

    Jika tulisannya tidak ada warna backgrond pada teks mungkin lebih asik lagi. Karena pada awal-awal membaca ada tulisan yang warnanya hanpir senada dengan warna background (mungkin bisa dipertimbangkan) Mohon maaf yaaa jika tidak berkenan

    BalasHapus

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI ANGKATAN 26 PERTEMUAN KE-2  Tema                :  Writing is My Passion Moderator    : Ibu Widya Seti...