Sabtu, 18 September 2021

Belajar menulis dengan Tekhnik pengambilan keputusan Calon Guru Penggerak

                 Belajar menulis dengan Tekhnik pengambilan keputusan Calon Guru Penggerak

Pada awalnya saya merasa tak pernah mampu untuk menulis, karena begitu banyaknya kesibukan yang saya lalui. Selain sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai dua orang putra. Saya juga menjadi seorang pendidik di dua instansi yaitu di sekolah Negeri dan di Sekolah Swasta.

Mengemban amanah menjadi seorang ibu  bukan hal yang mudah. Karena setiap pagi  harus selalu bangun  pagi-pagi menyiapkan sarapan pagi, seragam sekolah suami dan anak, belum lagi ngurus si kecil untuk dititipkan ke kakeknya. Sebelum berangkat sekolah saya  harus bersih-bersih rumah dulu sebelum berangkat supaya ketika pulang nanti pekerjaan rumah tak menumpuk menunggu kepulanganku.

Keseharian ku selalu  sibuk seperti itu, belum lagi di tambah dengan kegiatan ku yang setiap hari mengerjakan tugas modul Guru Penggerak di LMS melalui belajar online, sudah lima bulan berjalan aku terasa sangat sibuk dengan tugasku, hari-hariku selalu penuh dengan tugas-tugas. Selain tugas sekolah juga tugas rumah. Inilah yang membuat ku selalu merasa sibuk sehingga tak pernah merasa ada waktu untuk bisa menulis.

Kebetulan pada modul guru penggerak yang kami pelajari minggu ini tentang pengambilan keputusan. Jadi dari penerapan materi tentang pengambilan keputusan inilah saya tergerak untuk mencoba memulai belajar  mengampil keputusan saya untuk mengawali diri saya mencoba membuat tulisan singkat tentang  kisah perjalan pejuang guru honorer menjadi calon guru penggerak.

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.
(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).Guru penggerak.

Dari kutipan di atas saya bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari prilaku manusia. Karsa inipun berhubungan dengan nilai –nilai atau perinsip – perinsip yang dianut oleh seseorang. Disadari ataupun tidak, nilai – nilai atau prinsip – perinsip inilah yang mendasri pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Inilah yang bisa saya lakukan pada saat ini. Mencoba mengambil keputusan belajar menulis disela-sela luang waktu yang saya miliki.

Saya mencoba untuk mengambil keputusan sesuai dengan alur pengambilan keputusan yang sudah saya pelajari melalui modul guru penggerak supaya apa yang saya lakukan menyenangkan. Dan keputusan apa yang saya lakukan ini sesuai dengan konsep pembelajaran merdeka dalam melakukan segala hal. Termasuk ketika mencoba untuk menulis saat ini.

Konsep pengambilan dan pengujian keputusan untuk memandu saya dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan.

Ada Sembilan langkah yang dapat Saya lakukan yaitu :

 1. Mengenali nilai – nilai yang saling bertentangan, mengapa langkah ini penting untuk Saya lakukan ?

Pertama, penting bagi Saya untuk mengidentifikasi masalah yang sedang Saya hadapi, alih – alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih seksama. Kedua, penting bagi saya untuk memastikan bahwa masalah yang saya hadapi memang betul –betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.

Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau Saya tidak terlalu berlebihan, saya bisa terjebak dalam situasi seolah – olah Saya terlalu mendewakan aspek moral, sehingga Saya terlalu mendewakan aspek – aspek moral, sehingga saya akan mempermasalahkan kesalahan – kesalahan kecil. Sebaliknya jika Saya terlalu permisif, maka Saya bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek –aspek permasalahan etika dalam masalah yang sedang Saya hadapi.

2. menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila saya telah mengenali bahwa ada masalah moral disituasi yang sedang saya hadapi , pertanyaannya adalah dilemma siapakah ini ?Bukan berarti kalau permasalahan tersebut bukan dilema Saya, maka Saya tidak menjadi peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, Saya seharusnya merasa terpanggil.

3. Kumpulkan  fakta – fakta yang relevan dengan situasi ini.

Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data – data tersebut penting karena dilemma etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor – faktor pendorong dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan keperibadian seseorang dalam situasi tersebut. Saya juga harus bisa menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi diwaktu yang akan datang.

4. Pengujian benar atau salah

1. Uji Legal , Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.

 2. Uji Regulasi/Standar Profesional Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya.

Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? saya tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi saya , tapi saya  akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi saya.

3. Uji Intuisi, Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi saya dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat saya merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang saya  yakini. Walaupun mungkin saya tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana.

Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

 4. Uji Publikasi, Apa yang saya akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang saya anggap merupakan ranah pribadi saya tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba kita bayangkan bila hal itu terjadi. Bila kita merasa tidak nyaman kemungkinan besar kita  sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.

 5. Uji Panutan/Idola Dalam langkah ini, saya  akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan saya, misalnya ibu saya. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu saya, namun keputusan apa yang kira-kira akan orang tua saya ambil, karena orang tua saya adalah orang yang sangat berarti bagi saya.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (CareBased Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta kita meletakkan kita pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang saya hadapi gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri saya karena situasi yang saya hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang saya hadapi ini?

 - Individu lawan masyarakat (individual vs community)

 - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

 - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

 - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang kita hadapi betul -betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

 

 

 6. Melakukan Prinsip Resolusi Dari

3 prinsip penyelesaian dilema yaitu :

-Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

-Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

 7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil keputusan

Seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.

8. Buat Keputusan Akhirnya

Kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil.

 Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

Inilah acuan yang saya gunakan dalam pengambilan keputusan tentang kiat menulis yang saya lakukan untuk meningkatkan minat menulis saya kedepannya supaya saya tidak terhalang menulis dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

Nah kebetulan pada saat itu, saya ikut bergabung digrup watsap belajar menulis angkatan ke 19. Pada grup ini di ajarkan bagaimana cara menulis mulai dari awal menulis samapi akhir penerbitan. Banyak materi yang diajarkan dari guru-guru hebat yang professional dibidangnya. Melihat banyaknya postingan teman-teman yang bergabung membuat resume saya semakin tergerak untuk bisa membaca postingan teman di grup watsap yang membuat resume hasil pemberian materi dari para mentor – mentor hebat.

Dari beberapa resume dan berbagi pengalaman menulis yang saya baca akhirnya saya merasa semakin termotivasi untuk mencoba menulis walau hanya beberapa kata yang dirangkaikan menjadi beberapa kalimat dan jadilah sebuah paragraf. Dari pargraf-paragraf inilah saya mulai membuat sebuah wacana yang akhirnya menjadi sebuah cerita.

Tanpa ku sadari ternyata dengan jadinya rangkain cerita aku sudah mampu menulis walupun tulisannya masih terbilang berbentuk coret-coretan tangan yang kelihatan kusut kalau dipandang. Sedikit demi sedikit tulisan kusut itu ku perbaiki melalui tulisan ketikan di leptop kecilku. Barulah aku sadar ternyata menulis itu tak sesulit yang aku pikirkan.

“Jika ada kemauan pasti ada jalan untuk bisa menulis”, itu kataku di dalam benakku. Hari demi hari kulalui, kesibuk mengerjakan tugas di modul guru penggerak  membuat terpatri dalam diriku. Karena selain itu juga kesibukan mengajar di dua tempat membuatku kwalahan, selain itu mungkin karena anak ku yang masih kecil dan keseringan rewel ketika melihatku berada didepan leptopku membuat jiwa ini selalu merasa sibuk dengan banyaknya kegiatan yang kulalui.

Namun melalui Sembilan langkah pengambilan keputusan yang saya gunakan saya menjadi merasa nyaman ketika mengerjakan tugas-tugas saya termasuk menulis dengan alakadarnya.

Sekian, semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua setelah menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan yang saya lakukan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI ANGKATAN 26 PERTEMUAN KE-2  Tema                :  Writing is My Passion Moderator    : Ibu Widya Seti...