Berikut
ini beberapa contoh soal PPPK kompetensi teknis yang bisa di pelajari:
SOAL 1
Teori
yang menyatakan bahwa peserta didik selama kegiatan belajar lebih ditekankan
untuk aktif berpikir, menyusun konsep-konsep serta memberi makna tentang
hal-hal yang dipelajari dan yang paling penting terwujudnya belajar adalah niat
peserta didik itu sendiri merupakan aliran dari teori?
a.
Konstruktivis
b.
Behavioristik
c.
Humanistic
d.
Sibernetik
e.
Kognitivistik
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Teori
belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di
dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain,
karena pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik
harus aktif selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun konsep, dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling
menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu
sendiri.
Sementara
peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak
mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta
didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami
jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
SOAL 2
Apabila
dalam proses belajar peserta didik melakukan sesuatu sampai dengan mendapatkan
respon yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan serta menghilangkannya
apabila dirasakan tidak sesuai, hal ini merupakan prinsip belajar dari?
a.
Konseptualisasi
b.
Conditioning
c.
Trial and error
d.
Stimulus respon
e.
Shaping
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Metode
coba-coba merujuk kepada upaya atau metode untuk mencapai sebuah tujuan melalui
berbagai macam cara. Upaya ini yang dilakukan tersebut dilakukan beberapa kali
hingga akhirnya mendapatkan cara yang paling sesuai. Kesalahan atau kekeliruan
dicatat untuk dievaluasi dan sebagai bahan pembelajaran
SOAL 3
Peserta
didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka yang semakin
sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan kecerdasan?
a.
Visual spasial
b.
Verbal linguistic
c.
Naturalis
d.
Logis matematis
e.
Kinestetis
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Macam-macam
kecerdasan:
a.
Kecerdasan visual-spasial
Gemar bermain puzzle dan
pandai menggambar adalah beberapa tanda dari kecerdasan visual-spasial. Anak
yang memiliki jenis kecerdasan majemuk ini memiliki kemampuan visualisasi yang
sangat baik. Anak akan terlihat mudah untuk mengingat gambar, arah di peta,
video, dan sebagainya. Anak juga lebih mudah untuk melihat suatu pola daripada
teman-teman sebayanya.
b.
Kecerdasan interpersonal
Apakah
anak Anda selalu berhasil membina hubungan baik dengan orang sekitarnya dan
pintar dalam berbicara dengan teman-temannya? Bisa jadi anak Anda memiliki
kecerdasan interpersonal. Jenis kecerdasan majemuk yang satu ini ditandai
dengan kemampuan anak untuk mengerti dan berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya. Pintar berbicara dan mampu menjaga hubungan baik adalah salah satu
ciri khas dari jenis kecerdasan anak ini.
c.
Kecerdasan naturalis
Tidak
semua anak senang menjelajahi dan menelusuri alam terbuka serta spesies-spesies
di sekitarnya, jika Anak Anda senang melakukan hal tersebut, mungkin anak Anda
memiliki kecerdasan naturalis. Jenis kecerdasan naturalis merupakan jenis
kecerdasan yang cukup unik. Anak yang memiliki jenis kecerdasan ini senang
mengeksplorasi lingkungannya, beraktivitas di alam bebas, dan mudah dalam
mengumpulkan serta mengkategorikan informasi.Di masa depan, anak dengan jenis
kecerdasan naturalis berpotensi untuk menjadi seorang ahli biologi yang handal!
d.
Kecerdasan linguistik-verbal
Menulis
dan berbicara adalah dua hal yang digunakan untuk mengekspresikan diri.
Dibutuhkan suatu kemampuan khusus untuk mampu merangkai kata-kata dalam bentuk
lisan maupun tertulis.Anak dengan kecerdasan linguistik-verbal memiliki
kemampuan tersebut. Anak dapat menjelaskan suatu hal dengan baik serta mampu
memberikan pidato yang menarik hati. Kata-kata dan bahasa adalah senjata
terkuat dari anak.
e.
Kecerdasan kinestetik
Anak
yang atletis dan pandai menari adalah indikasi dari jenis kecerdasan
kinestetik. Anak yang mempunyai kecerdasan kinestetik memiliki kemampuan fisik
dan koordinasi yang baik. Olahragawan dan penari bukanlah satu-satunya profesi
yang dapat dilakukan. Menjadi pemahat dan aktor juga adalah jenis pekerjaan
yang nantinya bisa digeluti oleh anak
f.
Kecerdasan intrapersonal
Apakah
anak Anda senang menganalisis ide-ide, diri sendiri, maupun hubungannya dengan
orang lain? Hal tersebut merupakan salah satu ciri khas dari jenis kecerdasan
intrapersonal.Berbeda dengan kecerdasan interpersonal, jenis kecerdasan anak
berupa kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan untuk introspeksi dan
refleksi diri. Anak menyadari apa yang terjadi dengan dirinya dan senang
menganalisis berbagai ide dan teori. Anak dengan kecerdasan intrapersonal
memiliki bakat untuk menjadi peneliti, filsuf, penulis, dan sebagainya.
g.
Kecerdasan logika-matematika
Dari
9 jenis kecerdasan majemuk, kecerdasan logika-matematika anak mungkin adalah
yang paling mudah terlihat. Pintar berhitung dan matematika adalah ciri khas
dari jenis kecerdasan anak ini.Namun, tidak hanya pandai berhitung, anak dengan
kecerdasan logika-matematika umumnya tidak hanya senang berpikir mengenai
konsep abstrak berupa angka, tetapi juga mengenai pola atau hubungan
tertentu.Kecerdasan logika-matematika juga membantu anak untuk memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang kompleks dengan baik.
h.
Kecerdasan musikal
Kecerdasan
musikal adalah salah satu jenis kecerdasan anak lainnya yang mudah untuk
diamati. Bermain alat musik dan pandai bernyanyi merupakan tanda yang menonjol
dari adanya jenis kecerdasan musikal pada anak.
i.
Kecerdasan moral
Kecerdasan
moral adalah bagaimana anak mulai dapat membedakan mana yang benar dan yang
salah menggunakan sumber yang sudah dikumpulkan melalui emosi dan intelektual
anak.Melalui kecerdasan ini, sikap moral anak pun akan mulai berkembang
bersamaan dengan pengalaman yang pernah ia rasakan setiap harinya.
SOAL 4
Peserta
didik dalam suatu kelas gaya belajarnya beragam ada yang visual, auditori, dan
kinestetik. Namun kegiatan pembelajaran selama ini masih banyak yang
konvensional-klasikal. Agar dapat memenuhi ketiga gaya belajar tersebut, guru
perlu?
a.
Menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab.
b.
Menggunakan media komik pembelajaran dan buku paket.
c.
Menggunakan program audio dan modul.
d.
Menggunakan media audio, video, dan percobaan.
e.
Menggunakan modul dan powerpoint.
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Gaya
belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik.
Hal ini juga diungkapkan oleh Connell (dalam Yaumi: 2013: 125) yaitu visual
learners, auditory learners, dan kinesthetic learners. Pertama, peserta didik
visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui
visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain modalitas penglihatan menjadi
modal utama bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar ini.
Peserta
didik kelompok ini memiliki kesulitan jika pembelajaran dilakukan melalui
presentasi verbal tanpa disertai gambar-gambar atau simbol visual. Peserta
didik bergaya belajar visual memiliki kekuatan visual, sehingga seorang
pendidik ketika melakukan proses pembelajaran perlu menggunakan strategi
pembelajaran dan media yang dapat mempermudah proses belajar mereka.
Misalnya
guru ketika melakukan proses pembelajaran dapat menggunakan media visual
seperti: gambar, poster, diagram, handout, powerpoint, peta konsep, bagan,
peta, film, video, multimedia, dan televisi. Di samping itu peserta didik dapat
diajak untuk melakukan observasi/mengunjungi ke tempat-tempat seperti: museum
dan tempat-tempat peninggalan sejarah.
Kedua,
peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan
sukses melalui pendengaran. Alat dria pendengaran merupakan modal utama bagi
peserta didik bergaya belajar ini. Peserta didik yang bergaya belajar auditori
akan menyukai penyajian materi pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi.
Mereka juga memiliki kekuatan mendengar sangat baik, senang mendengar dan
kemampuan lisan sangat hebat, senang bercerita, mampu mengingat dengan baik
materi yang didiskusikan, mengenal banyak lagu dan bahkan dapat menirukannya
secara cepat dan lengkap.
Namun
demikian peserta didik yang bertipe belajar auditori mudah kehilangan
konsentrasi ketika ada suara suara ribut di sekitarnya, tidak suka pada tugas
membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah kelompok yang anggotanya terlalu
besar. Oleh karena itu pendidik dalam melakukan proses pembelajaran selain
melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1) menggunakan media rekaman seperti
kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta didik diajak untuk berpartisipasi
dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar jauh dari kebisingan atau keributan,
dan 4) dapat menggunakan musik untuk mengajarkan suatu topik/materi pelajaran
tertentu.
Ketiga,
peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta didik yang
melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak,
menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe belajar melalui anggota
tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan
mendengarkan, seperti senang bergerak/berpindah ketika belajar, menggoyang
goyangkan kaki, tangan, kepala, gemar/suka menulis dan mengerjakan sesuatu
dengan tangannya, banyak menggunakan bahasa non verbal/bahasa tubuh, suka
menyentuh sesuatu yang dijumpainya. Sebaliknya peserta didik yang bergaya
belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari
sesuatu yang abstrak, seperti rumus- rumus, dan kurang mampu menulis dengan
rapi. Oleh karena itu jika pendidik menghadapi peserta didik bergaya belajar
kinestetik maka dalam proses pembelajarannya 1) dapat menggunakan objek nyata
untuk belajar konsep baru, dan 2) mengajak peserta didik untuk belajar
mengeksplorasi lingkungan.
SOAL 5
Kegiatan
pembelajaran yang diawali dengan pemberian rangsangan, mengidentifikasi
masalah, melakukan pengumpulan data dan mengolah data sehingga mampu memberikan
pembuktian dan menarik kesimpulan, sesuai dengan model pembelajaran?
a.
problem based learning
b.
inquiry learning
c.
discovery learning
d.
integrated learning
e.
project based learning
Kunci jawaban: C
Pembahasan:
Langkah
kerja (sintak) model Discovery Learning dalam
pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
1)
Pemberian rangsangan (stimulation);
2)
Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3)
Pengumpulan data (data collection);
4)
Pengolahan data (data processing);.
5)
Pembuktian (verification); dan
6)
Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
SOAL 6
Contoh
penerapan teori behaviorisme yang dilakukan oleh guru saat ini dalam media
digital dalam praktik pembelajaran adalah?
a.
Internet dan Powerpoint
b.
Internet dan media Zoom
c.
Powerpoint dan Microsoft Word
d. Google
dan Youtube
e.
Powerpoint dan multimedia
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Pada
zaman modern ini, aplikasi teori behavioristik berkembang pada pembelajaran
dengan Powerpoint dan multimedia. Pembelajaran dengan Powerpoint, cenderung
terjadi satu arah. Materi yang disampaikan dalam bentuk powerpoint disusun
secara rinci dan bagian-bagian kecil.
Sementara
itu pada pembelajaran dengan multimedia, peserta didik diharapkan memiliki
pemahaman yang sama dengan pengembang, materi disusun dengan perencanaan yang
rinci dan ketat dengan urutan yang jelas, latihan yang diberikan pun cenderung
memiliki satu jawaban benar.
Feedback pada pembelajaran dengan multimedia
cenderung diberikan sebagai penguatan dalam setiap soal, hal ini serupa dengan
program pembelajaran yang pernah dikembangkan Skinner (Collin, 2012). Skinner
mengembangkan model pembelajaran yang disebut “teaching machine” yang
memberikan feedback kepada peserta didik bila
memberikan jawaban benar dalam setiap tahapan dari pertanyaan tes, bukan
sekadar feedback pada
akhir test.
SOAL 7
Guru
mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan permasalahan peserta
didiknya. ketika kemudian guru memberikan informasi atau pengetahuan yang
memadai peserta didiknya, maka hal ini merupakan tahapan kreativitas dalam?
a. Iluminasi
b.
Verifikasi
c.
Inkubasi
d.
Persiapan meletakkan dasar
e.
Produksi
Kunci jawaban: D
Pembahasan:
Menurut
Wallas (Ali, 2014:51) keberhasilan orang-orang kreatif dalam mencapai ide,
gagasan, pemecahan, cara kerja, dan karya baru biasanya melewati beberapa
tahapan seperti berikut ini:
(1)
Persiapan meletakan dasar: mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan
problematikanya. Pada tahapan ini diperlukan minat dan antusiasme untuk
memperoleh pengetahuan dan informasi sebagai persiapan untuk kreativitas. Guru
perlu memberikan informasi atau pengetahuan yang memadai kepada peserta didik
sebagai dasar pengembangan kreativitasnya.
(2)
Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, santai.
Mencari kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai masalah
yang sedang dihadapi. Pada tahap ini proses pemecahan masalah diendapkan dalam
alam pra sadar.
(3)
Iluminasi: tahap ini disebut sebagai tahap pemahaman, suatu tahap mendapatkan
ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan jawaban baru.
(4)
Verifikasi/produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis, sehubungan
dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, dan
jawaban baru. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah untuk mewujudkan ide dan
gagasan kreatif menjadi karya kreatif dan inovatif.
SOAL 8
Belajar
merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui
asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,
memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Merupakan teori belajar?
a.
Konstruktivisme
b.
Humanisme
c.
Behaviorisme
d.
Sibernetik
e.
Kognitivisme
Kunci jawaban: A
Pembahasan:
Konstruktivisme (Karwono
2012:90) adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) si-belajar sendiri. Pengetahuan bukan
tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada.
Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan
mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang
sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.
Proses
belajar menurut teori konstruktivistik pada bagian ini akan dibahas proses
belajar dari pandangan konstruktivistik, dan dari aspek-aspek si-belajar,
peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar. Proses belajar
konstruktivistik, secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari
pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu
arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh
siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara
pada pemutakhiran struktur kognitifnya.
Kegiatan
belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi perolehan pengetahuan
dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Proses tersebut berupa “…..constructing
and restructuring of knowledge and skills (schemata) within
the individual in a complex network of increasing conceptual consistency…..”.
Pemberian
makna terhadap obyek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan
secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan
sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar
kelas.
Oleh
sebab itu pengelolaan pembelajaran harus diutamakan pada pengelolaan siswa
dalam memproses gagasannya, bukan semata-mata pada pengelolaan siswa dan
lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan
dengan sistem penghargaan dari luar seperti nilai, ijazah, dan sebagainya. dan
sebagainya.
SOAL 9
Apabila
peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
maka strategi yang dilakukan guru adalah?
a.
Mengidentifikasi peserta didik baik yang sudah siap maupun yang belum siap
untuk mengikuti pembelajaran dengan proses berpikir tingkat tinggi
b.
Tetap melakukan kegiatan pembelajaran dengan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dengan meminta peserta didik untuk fokus
c.
Membentuk kelompok peserta didik dengan kemampuan yang heterogen dalam proses
pembelajaran
d.
Mengubah perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan
keterampilan peserta didik yang heterogen
e.
Membangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir tingkat
rendah menuju berpikir tingkat tinggi
Kunci jawaban: E
Pembahasan:
Hal
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
terletak pada konten/materi pembelajaran dan konteks peserta didik.
Apabila
peserta didik belum siap untuk melakukan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
maka perlu dibangun terlebih dahulu jembatan penghubung antara proses berpikir
tingkat rendah menuju berpikir tingkat tinggi.
Caranya
adalah dengan membangun skema dari pengetahuan awal yang telah diperoleh
sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.
Setelah
terpenuhi, maka guru perlu mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat
menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilema,
kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan
dihadapi peserta didik (King, Goodson & Rohani, 2006).
SOAL 10
Ada
banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan pendekatan
saintifik, satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning). Pembelajaran kooperatif adalah....
a.
Strategi pembelajaran yang mengintegrasikan metode, bahan ajar dan media
pembelajaran secara sistematis
b.
Strategi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis di mana siswa
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil
c.
Strategi pembelajaran yang menyajikan situasi permasalahan kepada siswa dan
dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan
d.
Strategi pembelajaran individual yang terstruktur secara sistematis dimana
siswa bekerja masing-masing
e.
Strategi pembelajaran yang melibatkan perilaku koreksi diri
Kunci jawaban: B
Pembahasan:
Model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan eksistensi
kelompok. Setiap siswa dalam kelompok memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
(tinggi, sedang dan rendah) dan jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda dan memperhatikan kesetaraan gender. Model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar