Senin, 22 November 2021

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

 Resume pertemuan ke 10

oleh : Muslihatun, S.Pd

Narasumber : Ibu Rosminiati

Moderator : Bapak muliadi

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital



Salam literasi buat kita semua. Hari ini kita akan menyimak satu materi yang sangat penting dari seorang ibu guru yang sangat enerjik. Beliau adalah alumni kelas BM gel 19. Boleh dikata beliau adalah mentor sekaligus motivator literasi hebat yang luar biasa. Banyak sudah prestasi yang beliau torehkan, salah satunya pemenang ke dua lomba blog nasional 2021. bliau narasumber hebat kita ibu Rosminiyati dengan tema  Anak muda berani bikin perubahan di dunia digital.

Sekilas tentang profil bliau 


Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofesi sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. Ditakdirkan Allah bergabung pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay, secara otomatis belajar menjadi bloger dan penulis dalam waktu yang bersamaan.
 
Berkat ilmu dan semangat yang terus menerus diberikan oleh para guru di kelas Belajar Menulis, keberanian untuk mengalahkan rasa takut dan tidak percaya diri mulai tumbuh. Akhirnya, “Lomba Blog Tingkat Nasional dalam Memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda” yang diselenggrakan oleh Guru Blogger Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK PGRI pada Bulan Oktober 2021 pun diikuti. Keberhasilan menaklukkan blog guru penggerak Indonesia.com merupakan pengalaman yang luar biasa. Keajaiban yang diberikan Allah dari usaha yang tak terhingga adalah juara 2 dalam perlombaan bergengsi ini.

Bermodalkan motto “Belajar tak mengenal usia” dan kesempatan berbagi yang diberikan begitu luas oleh Om Jay dan Tim, telah pula mengantarkannya untuk belajar menjadi moderator pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 21 dan 22 dan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital angkatan pertama ini.

Hasil Belajar Menulis:
Buku antologi “Writing is My Passion – Jilid 1” Agustus 2021
Buku antologi “Merdeka Berpantun Cinta Budaya Negeri” September 2021
Buku solo “Jendela Literasi – Kumpulan Artikel Dunia Menulis dan Menerbitkan Buku” Oktober 2021

Kontak:
WA: 08127396949
rosminiyati@gmail.com
https://rosminiyatiberbagi.blogspot.com/
https://www.facebook.com/ros.agus.7

"Hari ini kita sudah memasuki pertemuan ke-10. Artinya, kita sudah melalui setengah perjalanan belajar bersama di Pelatihan GMLD. Semoga selanjutnya kita tetap bersemangat hingga kegiatan ini berakhir."

Begitu prakata sambutan awal yang dilontarkan ibu narasumber kita yang termasuk alumni dari GMLD
peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar ini (Oktober 2021) bulan lalu.

Sebelum masuk ke materi inti, bliau sedikit bercerita tentang sejarah singkat tentang keberadaannya bisa bersama kita di sini. 

Awal mulanya  bliau mendaftar di kelas GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didiknya. Namun, yang terjadi justru  dimasukkan ke dalam tim/panitia. Selanjutnya, Bapak/Ibu bisa membayangkan apa yang terjadi pada dirinya, bliau mengatakan dirinya sebagai seorang guru yang jadul yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang bliau sendiri belum mengerti.

Namun, kembali bliau mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dengan keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah untuknya. Bliau pun harus memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk belajar yang jauh lebih giat lagi, agar tidak mengecewakan gurunda yang telah memberikan amanah kepada bliau untuk berbagi.

Itulah sekilas tentang sejarah perjalan bliau menjadi narasumber  kali ini. banyak buku buku yang di terbitkan salah satunya adalah 

    Buku ini terdiri dari 228 halaman, merupakan kumpulan tugas dan tulisan bliau di dunia digital dengan menggunakan platform blog. Lahirnya buku ini merupakan suatu keajaiban bagi bliau, karena apa yang bliau dapatkan dari kelas Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay jauh dari prediksi dan harapan bliau.

    Bliau hanya mau belajar menulis, ternyata bliau diperkenalkan dan diharuskan untuk mempunyai blog, karena kertas tulis yang digunakan adalah kertas digital - blog. "Selanjutnya, pada pelatihan-pelatihan umumnya, jika kita sudah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang dibuktikan dengan pengisian daftar hadir, dan mungkin juga mengerjakan tugas-tugas yang tidak terlalu sulit, maka sertifikat senilai puluhan jam bisa kita terima" papar bliau dengan singkat.

"Tidak demikian halnya dengan pelatihan yang dilaksanakan oleh PGRI. Kita dituntut untuk benar-benar kerja keras. Menulis minimal 20 resume dari 30 materi yang disajikan oleh narasumber/30 kali pertemuan, plus terbitnya buku solo, baru sertifikat itu bisa berpindah ke tangan kita"

    Bliau bersyukur, karena niat bliau belajar bukan untuk mendapatkan sertifikat (kalaupun ada, itu hanya bonus), melainkan untuk bisa menulis. Oleh karena itu, 30 resume bliau tuntaskan dengan performa terbaik. Pengertian bisa menulis dalam pelatihan Belajar Menulis PGRI ternyata adalah menghasilkan buku solo. Oleh karena itu, target itu pun harus bliau capai.

    Lagi dan lagi, banyak sekali hikmah besar yang bliau dapatkan dari sini. Metamorfosa besar-besaran terjadi pada diri bliau, yang diikuti oleh serentetan keindahan yang dipersembahkan oleh Pemilik ilmu dan kehidupan melalui tangan para guru hebat di bawah naungan PGRI. Dengan bergabung di kelas Belajar Menulis, bliau menjadi semakin mengerti arti kerja keras, perjuangan, ketangguhan, kolaborasi, keikhlasaan, saling menghargai, kebermanfaatan hidup, dan lain-lain.

Paparan bliau di atas cukup panjang dan lebar. paparan tersebut menjadi dasar pembahasan materi dengan tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”.

    Dari tema tersebut, bliau ingin mengulik 2 kata kunci yang menjadi pedoman pembahasan pada malam ini. Sementara, untuk kata-kata lainnya sudah dibahas oleh narasumber-narasumber sebelumnya.

    Menurutnya, ada 2 kata kunci pembahasan malam ini yaitu :
1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri        yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). 2. Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam      hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

# Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

1. Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan.  Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk  data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru  dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat    pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.

2. Menyalurkan hobi. (sudah dijelasakn narasumber sebelumnya)
3. Tambahan penghasilan. (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)
4. Berbagi (sudah dijelaskan narasumber sebelumnya)

# Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital

1. Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
2. Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.
3. Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.
4. Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
5. Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

"Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita.erkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya. Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya." begitulah pemaparan bliau dengan panjangnya.

# Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. Banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain-lain.

"Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya."Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word,* dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya. "

# Hal-halyang bisa dilakukan untuk gerakan perubahan
Mari kita bahas satu per satu:

1. Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:
Usia tua  Merasa muda
Guru jadul -> Guru gaul
Tidak sempat ->Menyempatkan diri
Tidak mampu -> Saya bisa

Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak?” He … he … he …
”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

2. Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.


3. Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.

Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

4. Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay.  Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.

5. Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

"Bapak/Ibu GMLD hebat yang saya sayangi, video berikut ini sebagai contoh hasil kolaborasi. Saya yang belum bisa membuat video, tapi menghasilkan video karena adanya kolaborasi. "

https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs

Semua ini merupakan hasil Pelatihan Belajar Menulis di PGRI, yang saya persembahkan bagi teman-teman seperjuangan di kelas Belajar Menulis dan guru-guru literasi saya (materinya diambil dari para narasumber), yang saya persembahkan saat acara penutupan pelatihan.

6. MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.


Itulah bahasa keren yang bisa ibu narasumber cantik kita persembahkan malam ini. bliau mengibaratkan bahwa bahasa itu adalah bahasa pangkal pinang yang sekali waktu bisa digunakan.

Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya.

Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

 # Bagaimana caranya?

1. Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.
2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
Pada saat upacara atau waktu khusus.
3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.
4. Memotivasi:
Mengadakan perlombaan;
Memberikan hadiah, dll.


Demikianlah  paparan yang bisa bliau bagikan kepada kita malam ini berdasarkan pengalaman bliau selama 3 bulanan.  Semoga apa yang kita dapatkan malam ini membawa dampak yang begitu besar sehingga kita juga mampu mengikuti jejak bliau di masa mendatang. mampu berliterasi digital dengan baik membawa dampak positif bagi semua orang. aamiin

# Salam literasi
# Bergerak membawa perubahan


5 komentar:

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI ANGKATAN 26 PERTEMUAN KE-2  Tema                :  Writing is My Passion Moderator    : Ibu Widya Seti...