Minggu, 12 Desember 2021

Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital

Resume Pertemuan Ke-18

Oleh : Muslihatun, S.Pd

Narasumber : Leni Priska

Moderator : Deni Darmawan



Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital

Pada sore ini merupakan pertemuan ke 18, berarti tersisa 2 kali pertemuan lagi yang akan kita ikuti baru diadakan penutupan, namun bagi saya selaku pemula akan terus belajar dengan megikuti pelatihan-pelatihan menulis lainnya. Yang diajarkan oleh bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Pada kesempatan ini pula pak Deni Darmawan selaku moderator akan membersamai pelatihan ini selama durasi 2 jam. Untuk narasumber kita pada pertemuan ini adalah seorang guru dan penulis, yakni Ibu Leni Priska.

Ibu leny Priska beliau adalah seorang penulis dan juga guru dengan segudang pengalaman dan juga prestasi uniknya. Ibu leni ini sangat rendah hati meskipun punya banyak pengalaman dan kemampuan sungguh orang yang sangat patut dicontoh selalin itu yang saya ingat dari ibu leni sendiri adalah sikap ramah dan selalu menyebar senyuman  kepada setiap peserta  baik dari program belajar menulis PGRI, Public Speaking  dan juga English for teacher PGRI yang ingin tahu lebih banyak tentang ibu leni dapat melihatnya melalui CV yang dilampirkan dibawah. sedangkan yang menjadi moderator dari pertemuan kali ini adalah kang  denny darmawan atau yang akrab disapa uncle D seorang penulis buku dan artikel yang sangat luar biasa tapi juga tetap rendah hati dan mau terus berbagi ilmunya kepada kami para peserta GMLD.

https://drive.google.com/file/d/1-AK89lydwYBI2crVMqvprqaJMyI-QW99/view

Kemampuan menerima sebuah informasi tentunya harus diimbangi dengan kemampuan untuk menelusuri dan mengidentifikasi yang diterima terutama dalam digital atau yang biasa sering disebut dengan literasi digital. Dimana literasi digital sebagai kemampuan untuk memahami informasi dan yang lebih penting untuk mengevaluasi dan mengintegrasikan informasi dalam berbagai format yang dapat diberikan oleh komputer dalam Gilster (2011).

Literasi digital bisa juga disebut penggunaan internet sebagai rujukan pertama untuk mencari sumber informasi serta dapat pula dikatakan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan internet sebagai media dalam mencari informasi.

Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, tengah Menggelar program bertajuk Gerakan Nasional Literasi Digital.

Pembangunan Teknologi Indonesia tertinggal di Negara G20

Program ini sendiri mempunyai empat pilar mendasar yaitu etika digital, budaya digital, keterampilan digital dan keamanan digital.

1.        Etika digital

Etika digital berarti kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau netiquette dalam berselancar di dunia digital. Contoh dari etika digital adalah tidak melakukan perundungan.

2.       Budaya digital

Budaya digital merupakan hasil kreasi dan karya manusia yang berbasis teknologi internet. Budaya digital juga dapat tercermin lewat cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan berkomunikasi di dunia digital. Salah satu contoh budaya digital adalah aktivitas menggunakan media sosial hingga belanja online.

 

3.        Keterampilan digital

Keterampilan digital berarti kemampuan untuk secara efektif mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Hampir sama seperti budaya digital, salah satu keterampilan digital adalah menggunakan media sosial hingga menggunakan platform belanja online.

 

4.        Keamanan digital

Keamanan digital adalah aktivitas mengamankan kegiatan digital, salah satunya tercermin lewat penggunaan password hingga pemahaman mengenai OTP dan istilah cyber security lainnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyambut baik modul literasi digital yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mencakup empat dasar literasi digital, antara lain keamanan digital, keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital. Empat pilar utama tersebut akan mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi yang menghasilkan talenta-talenta digital unggul Indonesia.

 

Perkembangan Teknologi di Indonesia

Saat ini, digitalisasi telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, penguasaan teknologi digital, seperti internet mutlak diperlukan agar pengguna dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya. Kondisinya sekarang, masih banyak pengguna ruang digital yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan untuk memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Akibatnya, mereka rentan terpapar oleh informasi yang tidak benar atau hoaks.

Teknologi adalah salah satu unsur pokok dalam pembangunan yang terencana. Tanpa adanya perkembangan teknologi, maka perubahan zaman tidak akan secepat dan secanggih seperti sekarang. Adapun kecanggihan teknologi informasi yang kita nikmati saat ini merupakan buah hasil yang dimulai dari proses panjang puluhan atau bahkan ratusan tahun kebelakang. Terlepas dari pesatnya evolusi teknologi, dampak positif maupun negatif di lingkungan pun tidak bisa dihindarkan. Tidak hanya berdampak ke sektor komunikasi, namun juga terasa hingga sektor pendidikan dan sektor lainnya.

Perkembangan teknologi di Indonesia sebenarnya sudah terjadi sejak zaman pra-aksara. Bukti paling tua bisa kita lihat dari adanya lukisan gua berumur 44 ribu tahun di daerah Sulawesi. Kemudian ketika masuk era kerajaan Hindu-Buddha, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kembali terjadi berkat pengaruh kebudayaan dari India. Memasuki era modern, masyarakat Indonesia banyak melakukan adopsi teknologi dari luar negeri. Mulai dari gadget, internet, hingga sejumlah inovasi yang mampu memudahkan aktivitas sehari-hari. Ketika kita bicara soal teknologi sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang cukup besar. Hanya saja perlu kesadaran serta pergerakan besar agar inovasi teknologi bisa berjalan semakin optimal.

Budaya membaca merupakan salah satu hal paling penting saat ini, inilah negara-negara yang memiliki tingkat literasi tertinggi di dunia. Membaca merupakan salah satu hal terpenting entah itu dalam pendidikan atau dalam hal lain. Banyak negara yang masih memiliki tingkat literasi yang rendah, salah satunya Indonesia. 

Di Indonesia, literasi masih kurang diminati oleh kebanyakan masyarakat. Maka dari itu pemerintah membuat banyak program-program literasi disemua tingkatan pendidikan. Namun, masih banyak siswa yang kurang memiliki niat untuk membaca, karena mereka lebih memilih untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain daripada membaca. Sementara di negara-negara lain, program literasi sudah lama diadakan dan tingkat literasinya pun tinggi. Berikut ini lima negara yang memiliki tingkat literasi tertinggi di dunia.


1. Finlandia

Negara ini memang dikenal dengan sistem pendidikan mereka yang sangat baik. Finlandia menjadi salah satu negara yang memiliki tingkat literasi tertinggi di dunia. Terlebih lagi, Finlandia merupakan negara yang unggul dalam pendidikan selama bertahun-tahun.

Finlandia tercatat sebagai salah satu negara yang menjadikan kegiatan membaca sebagai budaya. Kegiatan tersebut didukung oleh 738 perpustakaan yang terbagi menjadi perpustakaan umum dan perpustakaan universitas di seluruh Finlandia.  Belum termasuk 140 perpustakaan keliling yang melayani masyarakat yang berada di perdesaan atau kota-kota kecil.Jumlah tersebut tidak bisa dibilang kecil apabila melihat jumlah penduduk Finlandia yang pada 2019 tercatat sebanyak 5,518 juta jiwa.

Ada 5 hal yang membuat Finlandia menjadi Negara literasi terbaik di dunia :

1.   Sekolah di mulai usia 7 tahun

2.   Bacakan dongeng sebelum tidur

3.   Fasilitas perpustakaan ada dimana-mana.,

4.   Maternity package dilengkapi buku

5.   Acara TV asing dilarang dialih suarakan



2. Kanada

Kanada memang bukan negara yang besar, tetapi Kanada merupakan salah satu negara terkaya di dunia. Di Kanada, terdapat 98 sekolah dan 637 perpustakaan, memang angka yang tidak seimbang, namun hal ini sangat membantu meningkatkan minat membaca masyarakat Kanada.

3. Selandia Baru

Selain Finlandia, Selandia Baru juga memiliki sistem pendidikan yang kuat terlebih lagi dalam mendorong minat membaca masyarakatnya. Maka dari itu Selandia Baru menjadi salah satu negara dengan minat membaca tertinggi di dunia. Tingkat minat membaca negara Selandia Baru adalah 93%.

4. Austria

Austria merupakan salah satu negara dengan ekonomi yang terkuat, selain itu, Austria juga memiliki minat membaca yang kuat juga. Negara Austria menyediakan sembilan tahun pendidikan gratis untuk anak-anak Austria. Sekitar 98% warga Austria menyukai membaca dan menulis.

5. Belanda

Belanda juga dikenal sebagai salah satu negara yang paling terdidik di dunia. Kamu bisa menemukan beberapa universitas terkenal di negara kincir angin ini. Untuk negara Belanda, sudah diwajibkan anak berumur lima tahun untuk bersekolah, tidak heran jika Belanda termasuk salah satu negara yang memiliki minat membaca tertinggi.

Manfaat Literasi Digital

 

1.      Memperoleh informasi dengan cepat

Mampu menggunakan teknologi membuat kita memperoleh informasi dengan lebih cepat dibandingkan dengan harus mencari melalui buku.

2.      Belajar lebih cepat

Hal ini dapat dilihat dari belajar bahasa asing. Ketika kita mencari arti dari suatu kata, akan lebih cepat dengan internet ataupun bantuan aplikasi daripada harus belajar melalui media cetak.

3.      Menghemat uang

Kemampuan menggunakan internet dapat membantu penggunanya untuk memperoleh informasi dengan gratis.

4.      Selalu mengetahui informasi terkini

Internet dan aplikasi terkini membuat penggunanya mudah untuk mengetahui informasi yang sedang hangat dibicarakan.

5.      Mempermudah proses komunikasi

Mampu menggunakan aplikasi komunikasi seperti line, whatsapp, bbm, skype, dll dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang di seluruh dunia.

6.      Mengetahui cara menjaga privasi dalam dunia online

Literasi digital membantu kita untuk lebih pandai dalam menjaga privasi, juga membantu kita untuk mengetahui batas dalam menampilkan identitas online untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di inginkan.

7.      Memahami segala jenis cybercrime

Memberi pengetahuan kepada kita dalam melakukan self-filtering guna menghindari segala bentuk kejahatan.

8.      Mengenal ciri-ciri situs atau konten palsu

Literasi digital menuntut kita untuk menjadi pengguna teknologi yang cerdas. Dalam hal ini, dapat memilah mana informasi yang benar sesuai fakta dan mana yang hanya karangan belaka sehingga dapat membantu kita agar terhindar dari segala jenis penipuan online.

Cara untuk menciptakan peluang:

Menciptakan peluang usaha tidak bisa dibilang mudah. Namun, kita tetap bisa melakukannya apabila bekerja keras dan pandai menciptakan solusi. Lebih dari itu, ada cara lain untuk menciptakan peluang usaha berdasarkan berbagai faktor.

1.      Kebutuhan : Saat ada kebutuhan yang kita rasa belum dapat terpenuhi dari produk dan jasa yang sudah tersedia, maka kita bisa menciptakan produk lain yang lebih baik. Ini akan menjadi peluang besar karena permintaan akan produk dan jasa tersebut akan menjadi tinggi.

2.      Kemampuan diri Kemampuan yang terdapat di dalam diri sendiri sudah selayaknya dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha yang baru. Semisal, kita bisa menciptakan kue yang lezat, maka tidak salah membuka bisnis kue basah dengan berbagai kreasi yang ada.

3.      Hobi : Siapa sangka jika hobi bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Seperti hobi yang berkaitan dengan wisata kuliner, maka kita bisa juga menjadi seorang kuliner vlogger atau blogger. kita juga bisa menjadi orang yang me-review makanan-makanan enak yang disediakan oleh restoran sebagai pertimbangan bagi calon pengunjung.

4.      Lokasi : Menciptakan usaha akan berdampak cukup baik bagi kita. Semisal, kita memiliki rumah yang berlokasi di dekat sekolah atau kampus, maka usaha fotokopi bisa menjadi pilihan yang cerdas. kita juga bisa membuka kedai dengan harga khusus untuk para pelajar.


2 komentar:

RESUME PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI ANGKATAN 26 PERTEMUAN KE-2  Tema                :  Writing is My Passion Moderator    : Ibu Widya Seti...