Resume Pertemuan Ke-18
Oleh : Muslihatun, S.Pd
Narasumber
: Leni Priska
Moderator
: Deni Darmawan
Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital
Pada sore ini merupakan pertemuan ke 18, berarti tersisa 2 kali pertemuan lagi yang akan kita ikuti baru diadakan penutupan, namun bagi saya selaku pemula akan terus belajar dengan megikuti pelatihan-pelatihan menulis lainnya. Yang diajarkan oleh bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Pada kesempatan ini pula pak Deni Darmawan selaku moderator akan membersamai pelatihan ini selama durasi 2 jam. Untuk narasumber kita pada pertemuan ini adalah seorang guru dan penulis, yakni Ibu Leni Priska.
Ibu leny Priska beliau adalah
seorang penulis dan juga guru dengan segudang pengalaman dan juga prestasi
uniknya. Ibu leni ini sangat rendah hati meskipun punya banyak pengalaman dan
kemampuan sungguh orang yang sangat patut dicontoh selalin itu yang saya ingat
dari ibu leni sendiri adalah sikap ramah dan selalu menyebar senyuman
kepada setiap peserta baik dari program belajar menulis PGRI,
Public Speaking dan juga English for teacher PGRI yang ingin tahu lebih
banyak tentang ibu leni dapat melihatnya melalui CV yang dilampirkan dibawah.
sedangkan yang menjadi moderator dari pertemuan kali ini adalah kang
denny darmawan atau yang akrab disapa uncle D seorang penulis buku dan
artikel yang sangat luar biasa tapi juga tetap rendah hati dan mau terus
berbagi ilmunya kepada kami para peserta GMLD.
https://drive.google.com/file/d/1-AK89lydwYBI2crVMqvprqaJMyI-QW99/view
Kemampuan menerima sebuah informasi tentunya harus
diimbangi dengan kemampuan untuk menelusuri dan mengidentifikasi yang diterima
terutama dalam digital atau yang biasa sering disebut dengan literasi digital.
Dimana literasi digital sebagai kemampuan untuk memahami informasi dan yang
lebih penting untuk mengevaluasi dan mengintegrasikan informasi dalam berbagai
format yang dapat diberikan oleh komputer dalam Gilster (2011).
Literasi digital bisa juga disebut penggunaan
internet sebagai rujukan pertama untuk mencari sumber informasi serta dapat
pula dikatakan sebagai kemampuan seseorang untuk menggunakan internet sebagai
media dalam mencari informasi.
Saat ini Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD)
Siberkreasi, tengah Menggelar program bertajuk Gerakan Nasional Literasi
Digital.
Pembangunan Teknologi Indonesia tertinggal di Negara G20
Program ini sendiri mempunyai
empat pilar mendasar yaitu etika digital, budaya digital, keterampilan digital
dan keamanan digital.
1.
Etika digital
Etika digital berarti kemampuan
individu dalam menyadari, menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau
netiquette dalam berselancar di dunia digital. Contoh dari etika digital adalah
tidak melakukan perundungan.
2. Budaya digital
Budaya digital merupakan hasil
kreasi dan karya manusia yang berbasis teknologi internet. Budaya digital juga
dapat tercermin lewat cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir, dan
berkomunikasi di dunia digital. Salah satu contoh budaya digital adalah
aktivitas menggunakan media sosial hingga belanja online.
3.
Keterampilan digital
Keterampilan digital berarti
kemampuan untuk secara efektif mengevaluasi dan membuat informasi dengan
menggunakan berbagai teknologi digital. Hampir sama seperti budaya digital, salah
satu keterampilan digital adalah menggunakan media sosial hingga menggunakan
platform belanja online.
4.
Keamanan digital
Keamanan digital adalah aktivitas
mengamankan kegiatan digital, salah satunya tercermin lewat penggunaan password hingga
pemahaman mengenai OTP dan istilah cyber security lainnya.
Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyambut baik
modul literasi digital yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika
yang mencakup empat dasar literasi digital, antara lain keamanan digital,
keterampilan digital, etika digital, dan budaya digital. Empat pilar utama
tersebut akan mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran berbasis teknologi
yang menghasilkan talenta-talenta digital unggul Indonesia.
Perkembangan Teknologi di Indonesia
Saat ini, digitalisasi telah
merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, penguasaan
teknologi digital, seperti internet mutlak diperlukan agar pengguna dapat
mengambil manfaat sebesar-besarnya. Kondisinya sekarang, masih banyak pengguna ruang
digital yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan untuk memahami dan
mengolah informasi tersebut secara baik. Akibatnya, mereka rentan terpapar oleh
informasi yang tidak benar atau hoaks.
Teknologi adalah salah satu unsur pokok dalam pembangunan
yang terencana. Tanpa adanya perkembangan teknologi, maka perubahan zaman tidak
akan secepat dan secanggih seperti sekarang. Adapun kecanggihan teknologi
informasi yang kita nikmati saat ini merupakan buah hasil yang dimulai dari
proses panjang puluhan atau bahkan ratusan tahun kebelakang. Terlepas dari
pesatnya evolusi teknologi, dampak positif maupun negatif di lingkungan pun
tidak bisa dihindarkan. Tidak hanya berdampak ke sektor komunikasi, namun juga
terasa hingga sektor pendidikan dan sektor lainnya.
Perkembangan teknologi di Indonesia sebenarnya sudah
terjadi sejak zaman pra-aksara. Bukti paling tua bisa kita lihat dari adanya
lukisan gua berumur 44 ribu tahun di daerah Sulawesi. Kemudian ketika masuk era
kerajaan Hindu-Buddha, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kembali
terjadi berkat pengaruh kebudayaan dari India. Memasuki era modern,
masyarakat Indonesia banyak melakukan adopsi teknologi dari luar negeri. Mulai
dari gadget, internet, hingga sejumlah inovasi yang mampu memudahkan aktivitas
sehari-hari. Ketika kita bicara soal teknologi sebenarnya Indonesia memiliki
peluang yang cukup besar. Hanya saja perlu kesadaran serta pergerakan besar
agar inovasi teknologi bisa berjalan semakin optimal.
Budaya membaca merupakan salah
satu hal paling penting saat ini, inilah negara-negara yang memiliki tingkat
literasi tertinggi di dunia. Membaca merupakan salah satu hal terpenting
entah itu dalam pendidikan atau dalam hal lain. Banyak negara yang masih
memiliki tingkat literasi yang rendah, salah satunya Indonesia.
Di Indonesia, literasi masih
kurang diminati oleh kebanyakan masyarakat. Maka dari itu pemerintah membuat
banyak program-program literasi disemua tingkatan pendidikan. Namun, masih
banyak siswa yang kurang memiliki niat untuk membaca, karena mereka lebih
memilih untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain daripada membaca. Sementara di
negara-negara lain, program literasi sudah lama diadakan dan tingkat
literasinya pun tinggi. Berikut ini lima negara yang memiliki tingkat literasi
tertinggi di dunia.
1. Finlandia
Negara ini memang dikenal dengan
sistem pendidikan mereka yang sangat baik. Finlandia menjadi salah satu negara
yang memiliki tingkat literasi tertinggi di dunia. Terlebih lagi, Finlandia
merupakan negara yang unggul dalam pendidikan selama bertahun-tahun.
Finlandia tercatat sebagai salah satu negara yang
menjadikan kegiatan membaca sebagai budaya. Kegiatan tersebut didukung oleh 738
perpustakaan yang terbagi menjadi perpustakaan umum dan perpustakaan
universitas di seluruh Finlandia. Belum termasuk 140 perpustakaan
keliling yang melayani masyarakat yang berada di perdesaan atau kota-kota kecil.
Ada 5 hal yang membuat Finlandia menjadi Negara
literasi terbaik di dunia :
1. Sekolah
di mulai usia 7 tahun
2. Bacakan
dongeng sebelum tidur
3. Fasilitas
perpustakaan ada dimana-mana.,
4. Maternity
package dilengkapi buku
5. Acara
TV asing dilarang dialih suarakan
2. Kanada
Kanada
memang bukan negara yang besar, tetapi Kanada merupakan salah satu negara
terkaya di dunia. Di Kanada, terdapat 98 sekolah dan 637 perpustakaan, memang
angka yang tidak seimbang, namun hal ini sangat membantu meningkatkan minat
membaca masyarakat Kanada.
3.
Selandia Baru
Selain
Finlandia, Selandia Baru juga memiliki sistem pendidikan yang kuat terlebih
lagi dalam mendorong minat membaca masyarakatnya. Maka dari itu Selandia Baru
menjadi salah satu negara dengan minat membaca tertinggi di dunia. Tingkat
minat membaca negara Selandia Baru adalah 93%.
4.
Austria
Austria
merupakan salah satu negara dengan ekonomi yang terkuat, selain itu, Austria
juga memiliki minat membaca yang kuat juga. Negara Austria menyediakan sembilan
tahun pendidikan gratis untuk anak-anak Austria. Sekitar 98% warga Austria
menyukai membaca dan menulis.
5.
Belanda
Belanda juga dikenal sebagai salah
satu negara yang paling terdidik di dunia. Kamu bisa menemukan beberapa
universitas terkenal di negara kincir angin ini. Untuk negara Belanda, sudah
diwajibkan anak berumur lima tahun untuk bersekolah, tidak heran jika Belanda
termasuk salah satu negara yang memiliki minat membaca tertinggi.
Manfaat Literasi Digital
1. Memperoleh informasi dengan cepat
Mampu menggunakan teknologi membuat kita memperoleh informasi
dengan lebih cepat dibandingkan dengan harus mencari melalui buku.
2.
Hal ini dapat dilihat dari belajar bahasa asing. Ketika kita
mencari arti dari suatu kata, akan lebih cepat dengan internet ataupun bantuan
aplikasi daripada harus belajar melalui media cetak.
3.
Kemampuan menggunakan internet dapat membantu penggunanya untuk
memperoleh informasi dengan gratis.
4.
Internet dan aplikasi terkini membuat penggunanya mudah untuk
mengetahui informasi yang sedang hangat dibicarakan.
5.
Mampu menggunakan aplikasi komunikasi seperti line, whatsapp,
bbm, skype, dll dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang di
seluruh dunia.
6.
Literasi digital membantu kita untuk lebih pandai dalam menjaga
privasi, juga membantu kita untuk mengetahui batas dalam menampilkan identitas
online untuk menghindari sesuatu hal yang tidak di inginkan.
7.
Memberi pengetahuan kepada kita dalam melakukan self-filtering
guna menghindari segala bentuk kejahatan.
8.
Literasi digital menuntut kita untuk menjadi pengguna teknologi yang cerdas. Dalam hal ini, dapat memilah mana informasi yang benar sesuai fakta dan mana yang hanya karangan belaka sehingga dapat membantu kita agar terhindar dari segala jenis penipuan online.
Cara untuk menciptakan peluang:
Menciptakan peluang usaha tidak bisa
dibilang mudah. Namun, kita tetap bisa melakukannya apabila bekerja keras dan
pandai menciptakan solusi. Lebih dari itu, ada cara lain untuk menciptakan
peluang usaha berdasarkan berbagai faktor.
1. Kebutuhan : Saat ada kebutuhan
yang kita rasa belum dapat terpenuhi dari produk dan jasa yang sudah tersedia,
maka kita bisa menciptakan produk lain yang lebih baik. Ini akan menjadi
peluang besar karena permintaan akan produk dan jasa tersebut akan menjadi
tinggi.
2. Kemampuan diri : Kemampuan yang terdapat di
dalam diri sendiri sudah selayaknya dikembangkan menjadi sebuah peluang usaha
yang baru. Semisal, kita bisa menciptakan kue yang lezat, maka tidak salah
membuka bisnis kue basah dengan berbagai kreasi yang ada.
3. Hobi : Siapa sangka jika
hobi bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Seperti hobi yang berkaitan dengan
wisata kuliner, maka kita bisa juga menjadi seorang kuliner vlogger atau
blogger. kita juga bisa menjadi orang yang me-review makanan-makanan
enak yang disediakan oleh restoran sebagai pertimbangan bagi calon pengunjung.
4. Lokasi : Menciptakan usaha
akan berdampak cukup baik bagi kita. Semisal, kita memiliki rumah yang
berlokasi di dekat sekolah atau kampus, maka usaha fotokopi bisa menjadi
pilihan yang cerdas. kita juga bisa membuka kedai dengan harga khusus untuk
para pelajar.
Cakep...1 book antologi jadi bu..🥰
BalasHapustrimakasih bu, komentarnya penyemangat
BalasHapus